Omong Kosong FPI dalam Membela Rizieq dan Menyerang Banser
![]() |
foto:netralnews.com |
Saya mencoba
meraba-raba fenomena Banser dan GP Ansor yang kian hari kian dimusuhi oleh
kelompok Islam garis keras. Masalahnya sangat prinsipil memang, karena banom NU
ini cukup getol melawan gerakan islam transnasional yang merusak sendi-sendi
Islam rahmatan lil Alamin.
Salah
satu fakta bahwa permusuhan ini semakin meruncing adalah tersebarnya video dan
foto anggota Banser PAC Salaman kabupaten Magelang yang sedang berjoget dengan
seorang biduan. Kejadiannya sebenarnya sudah lama terjadi, kira-kira bulan
oktober 2015.
Nah, yang
kemudian dipermasalahkan kelompok penyebar hoaks ini adalah tema yang
terpampang di MMT tempat per-joget-an itu terjadi, yaitu membumikan Islam
nusantara. Mereka mempertanyakan, kenapa dalam acara pengajian kok ada
joget-jogetnya. Bukankah lenggokan seorang perempuan dalam islam itu
diharamkan, karena dianggap sebagai aurat. Lah ini malah disandingkan dengan
pengajian Islam.
Yang
terpenting lagi adalah penyebaran video ini berpapasan dengan merebaknya
kembali kasus WA mesum antara Habib Rizieq dengan Firza. Yang sebetulnya menjadi
masalah bukan perilaku mesumnya, tapi aliran uang panas untuk menggerakkan
aksi-aksi bela Islam yang dilakukan FPI dan kolega.
Saya
tidak akan mebahas kedua kasus itu secara detail. Tapi saya mengajak kita semua
untuk mencermati pola pemberitaan yang dilakukan oleh kelompok islam garis
keras.
Dalam
setiap postingan di dunia maya, terasa sekali bahwa mereka sangat reaktif.
Selalu saja pemberitaan yang mereka sebar adalah counter dari isu-isu yang menyerang
mereka. Mereka bahkan tidak peduli apakah counter yang mereka sebar dipercaya
orang atau tidak. Yang penting ketika mereka memposting berita, semua anggota
harus men-share seluas-luasnya.
Ciri
kedua yang mudah diterka adalah, kelompik islam garis keras selalu mengaitkan
semua isu-isu keagamaan dengan kondisi perpolitikan, entah daerah ataupun
nasional. Hal ini jelas karena tujuan mereka adalah menegakkan khilafah di bumi
Nusantara.
Kelompok
islam garis keras memang lihai mencari celah sekecil apapun untuk menyerang
lawan-lawannya. Contoh yang sangat jelas adalah tuduhan mereka terhadap Ahok
ketika berpidato di Pulau Seribu yang sedikit menyebut surat Al-Maidah ayat 51.
Hal
semacam ini juga terjadi dengan kejadian njogetnya anggota Banser dengan
biduan, padahal kejadiannya sudah dua tahun yang lalu. Pertanyaannya, kok
begitu percaya dirinya mereka memberitakan peristiwa yang sudah tidak layak
diberitakan...??
sebetulnya
pemberitaan over-reaktif untuk meng-couter kasus Rizieq dan Firza ini salah
alamat. Seperti yang saya katakan di atas, yang jadi permasalahan dalam WA
antara Rizieq dan firza bukan perkara mesumnya, perkara mesum hanya bumbu yang
dipanaskan semata. Masalah yang sebenarnya adalah aliran uang gelap yang
disalurkan oleh Firza kepada Rizieq untuk memobilisasi masa aksi dalam aksi 212
lalu.
Firza
adalah agen penyalur dana dari salah satu tokoh elit negeri ini yang sedang
beroposisi dengan presiden Jokowi.
Karena
saking seringnya Firza dan rizieq berkomunikasi, tumbuhlah perasaan merangsang
oleh Rizieq terhadap firza. Ini wajar.
Maka
menurut saya, ketika FPI memposting video anggota Banser yang berjoget dengan
biduan sebagai counter isu kasus Rizieq-Firza salah alamat. Dalam teori aksi
massanya Tan Malaka hal seperti ini bisa
disebut sebagai bias realitas.
Bias
realitas adalah menanggapi suatu permasalahan hanya di permukaannya saja tanpa
ada pendalaman masalah sampai keakar-akarnya. Jika dalam menghadapi suatu
masalah kita mengalami bias realitas, maka kita akan lemah dalam
penyelesaiannya. Bentuk kelemahan dalam penyelesaian itu bisa berbentuk
frustasi dengan ekspresi kekerasan.
Bisa jadi
menurut teori Tan Malaka tersebut, karena saking biasnya mereka menghadapi
kasus yang menimpa Rizieq, akhirnya mereka frsutasi dan melampiaskannya dengan
menebar tuduhan bahwa Banser dan Ansor berbuat makasiat.
Posting Komentar untuk "Omong Kosong FPI dalam Membela Rizieq dan Menyerang Banser"